Senin, 29 September 2008

Loyalitas Karyawan-1

Buat sebagian orang yang mencari nafkah dengan bekerja (atau biasa disebut pegawai/karyawan/staf), maka seringkali dihadapkan pada pertanyaan akan loyalitas...misalkan

Apa sih loyalitas itu?
Kepada siapakah loyalitas ditujukan?
Apakah karyawan yang baik adalah yang loyal?
Betulkah perusahaan yang bagus akan memiliki karyawan yang loyal?

Penelitian dari Watson Wyatt (konsultan SDM) yang dimuat dalah majalan Human Capital menyatakan bahwa:

Sebuah survey komprehensif pertama tentang pandangan karyawan perusahaan di Indonesia menunjukkan sejumlah fakta menarik. Merasa puas dengan pekerjaan saat ini, namun tetap ingin ke luar jika mendapat tawaran remunerasi lebih baik. (hasil survei yang dilakukan oleh konsultan sumber daya manusia terkemuka Watson Wyatt dengan tema WorkIndonesia 2004/2005). Lantas, apa saja faktor yang membuat karyawan ingin pindah kerja? Survei menemukan bahwa

a. faktor peluang karir yang lebih baik sebagai alasan utama (44%),

b. paket kompensasi yang lebih baik (40%),

c. perusahaan tersebut memiliki prospek sukses lebih baik di masa depan (25%),

d. menyediakan peluang training dan pengembangan diri yang lebih baik (23%),

e. memberikan peluang lebih baik untuk mendayagunakan keahlian (23%).


Lalu apa kata perusahaan tentang karyawan yang loyal?

Ternyata rendahnya loyalitas itu bukanlah hal yang buruk dewasa ini ketika era loyalitas tunggal (lifetime employment) tidak lagi mendapat tempat. Pandangan ttg profesionalisme menyebabkan definisi loyalitas telah berubah.

Loyalitas tidak lagi dimaksudkan loyal kepada perusahaan, melainkan loyal terhadap profesi,"


Bagaimana opini tentang orang yang 'kutu loncat'?


Orang tersebut dianggap tidak loyal dan tidak menghargai investasi perusahaan terhadap dirinya. Dengan semakin majunya dunia bisnis?- termasuk globalisasi bisnis akibat the borderless world seperti disitir Kenichi Ohmae?- istilah kutu loncat semakin menghilang. Bahkan si "kutu loncat" itu boleh berbangga karena ia orang yang sangat dibutuhkan karena kompetensi dan pengalamannya. Perusahaan boleh saja merasa rugi dengan kepindahan orang "penting" tersebut, termasuk kerugian berinvestasi terhadap orang tersebut. Toh, hal ini juga bukan berarti kiamat bagi perusahaan. Jika ingin si bintang tidak pergi ke perusahaan lain, adalah tugas manajemen dan bagian HR untuk memberikan tantangan dan variasi pekerjaan kepada orang tersebut.

"Mereka puas dengan lingkungan pekerjaan sekarang, tetapi tetap ingin berkembang dan lebih maju lagi," jelas Lilis Halim CCP., GRP., Presiden Direktur PT Watson Wyatt Indonesia, tentang fenomena rendahnya loyalitas karyawan Indonesia itu.

Namun sebenarnya semua itu berpaling kepada niat dan tujuan dari karyawan itu sendiri.

Ada yang masuk bekerja memang untuk mengabdi pada perusahaan --> loyalitas perusahaan.
Juga ada yang motivasinya adalah menimba pengalaman/ ilmu --> loyalitas ilmu
Mungkin juga (bahkan sebagian besar ...) motivasi bekerja adalah untuk uang --> loyalitas uang


Pendapat2 diatas muncul karena persepsi orang bahwa perusahaan dan karyawan adalah dibuat menjadi 2 entitas yang berbeda dan selalu memiliki hubungan yang berlawanan...
Misalkan gaji tinggi --> perusahaan rugi

So... tulisan ini tidak bermaksud untuk menjadi guru bagi para manajer SDM, hanya sekedar menumpahkan uneg2 sebagai seorang karyawan melihat kondisi nyata di tempat bekerja...
Ada yang rajin dan loyal tapi karir biasa saja... ada yang 'bisa' kerja dan karir lumayan.. ada yang motivasi biasa saja tapi banyak obyekan di luar...
Silakan para pembaca menafsirkan definisi loyalitas berdasarkan kepercayaan masing2..

Bagaimana kita bersikap loyal sebagai karyawan... secara pribadi penulis menawarkan ide bahwa cobalah kita berpaling pada diri sendiri dengan suatu peng-andai-an...
Andai saya memiliki perusahaan sendiri... apakah mau karyawan saya memiliki sikap loyalitas seperti saya saat ini??
Semoga membantu... dan tetap semangat....